Kalau dulu banyak istilah bahkan ajakan berbisnis dengan modal “dengkul”. Saya secara pribadi kurang setuju. Karna kalau modalnya cuma “dengkul” doang ya jelas tidak cukup. Kenapa saya bisa mengatakan demikian? Karena saya sudah mencoba sendiri dan gagal. Ada modal lain yang tidak kalah penting seperti hati, otak dan yang jelas “cocot“.
Bahasanya mungkin kasar. Tapi coba kita perhatikan satu per satu istilah di atas. Pertama kata “dengkul”. Sebenarnya saya paham, yang dimaksud modal “dengkul” itu tanpa modal uang. “Dengkul” dalam bahasa Jawa berarti lutut. Maksudnya adalah tenaga. Bisnis hanya bermodalkan tenaga jelas tidak cukup. Saya sudah membuktikan dan gagal. Karna hanya capek saja dan hasilnya tidak ada kalau kita hanya bermodalkan tenaga.
Ada modal lain yang semua kita pasti memiliki selain uang seperti “dengkul” dengan maksud tenaga, hati dengan maksud perasaan, pikiran dengan maksud ilmu, dan terakhir dalam bahasa saya “cocot” yang berarti mulut. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu per satu.
Pertama, “Dengkul”. Memulai sesuatu apapun termasuk bisnis, jelas yang setiap orang pasti memiliki yaitu tenaga. Jadi kalau tidak mempunyai modal dalam bentuk uang, kita bisa memulai bisnis asalkan kita punya tenaga alias tidak dalam keadaan sakit. Namun bila hanya tenaga yang kita miliki, saya rasa tidak akan cukup. Tetapi membutuhkan modal nomor dua berikut ini.
Kedua, hati. Bila kita dalam keadaan sehat, coba kita gunakan modal kedua yaitu hati alias perasaan dan lebih jauh bisa kita istilahkan dengan niat. Dengan hati, perasaan, dan niat yang kuat kita dorong tenaga yang kita miliki untuk mengawali perjalanan berbisnis. Pastikan niat kita bertujuan baik sehingga tenaga yang kita miliki bisa optimal dan dengan tindakan yang baik.
Ketiga, pikiran. Modal pikiran ini sebenarnya yang lebih tepat bisa kita sebut dengan ilmu. Setelah hati dengan niat yang baik kita gerakkan untuk perbuatan baik dalam berbisnis kita masih membutuhkan pikiran. Kita harus mengerahkan seluruh pikiran (ilmu) kita untuk menyusun perencanaan, kemudian teknis implementasi dari rencana tersebut. Baru setelah itu kita coba untuk melaksanakannya dengan sebaik-baiknya dan sekuat-kuatnya tenaga yang kita miliki. Apabila hasilnya sudah baik ataupun ternyata belum optimal maka kita harus selalu melakukan evaluasi dari hasil yang kita dapatkan.
Keempat, cocot. Ada yang tidak kalah pentingnya adalah modal “cocot”. Yang saya maksud dengan “cocot” adalah mulut atau bahasa lainnya lisan. Ini semua kita pasti memilikinya. Artinya kalau kita tidak punya modal uang maupun barang kita bisa menjualkan produk orang lain seperti kolega, keluarga, teman maupun kenalan kita yang lain. Kalau itu tidak memungkinkan, dengan segenap pikiran (ilmu) yang kita miliki untuk membuat penawaran-penawaran dalam bentuk gambar produk dan sejenisnya lalu kita tawarkan kepada calon konsumen dengan “cocot” alias ucapan-ucapan kita.
Untuk meyakinkan calon pembeli atau konsumen, kita harus bisa menggunakan bahasa yang indah, sopan, dan halus. Sehingga walaupun kita hanya bermodalkan gambar produk maupun brosur dan sejenisnya, calon konsumen bisa yakin dan mau membeli produk yang kita tawarkan.
Inilah modal utama, yang menurut saya dalam berbisnis dan setiap kita pasti memilikinya. Percaya tidak percaya silahkan mencobanya. Karna sejak 20an tahun yang lalu saya sudah mencoba dan alhamdulillah ada hasilnya.
Masih juga belum yakin dan ingin cerita sama contoh nyatanya saya siap sharing kapanpun…. Selamat mencoba ya… yakinlah pasti ada jalan di setiap upaya yang kita lakukan….
Baca juga artikel lainnya : MENIKMATI KOMPETISI BISNIS