Pernah belanja online? Pernah kecewa saat menerima barang belanjaan? Pernah tidak mau menerima barang dan menyarankan kurir untuk mengembalikan? Kalau belum pernah maka bersyukurlah! Kalau pernah bersabarlah! Dan yang jelas jangan pernah menirunya saat Sobat berjualan.
Dari hal-hal buruk yang pernah Kita alami sebagai konsumen jangan pernah terbersit dalam diri Kita untuk melakukan hal yang sama. Jangan pernah juga Kita acuh dan menganggap biasa saat Kita yang menjadi penjual. Justru Kita seharusnya mampu belajar hal-hal apa yang mengecewakan saat jadi konsumen dan melakukan perbaikan saat Kita menjadi penjual.
Inilah kunci yang bisa Kita gunakan untuk meraih kesuksesan saat Kita di posisi penjual. Karena tidak ada satupun konsumen yang membeli barang atau jasa Kita dengan niat ingin kecewa. Iya kan? So, jangan pernah sekalipun berniat mengecewakan pelanggan!.
Nah kemudian yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kiat yang bisa Kita lakukan agar konsumen tidak kecewa? Berdasarkan pengalaman Saya, berikut hal-hal yang dapat Kita lakukan;
Pertama, buatlah barang sebaik yang Sobat bisa lakukan!. Atau kalau jasa, lakukan sesuai yang Sobat mampu lakukan secara maksimal!. Kalau Kita memproduksi sendiri barang yang Kita jual, saran Saya cobalah Kita buat sebaik mungkin yang bisa Kita buat. Sebelum Kita tawarkan kepada konsumen, lebih baik Kita uji terlebih dahulu. Misal dengan meminta tolong orang terdekat Kita untuk memberikan penilaian terhadap barang Kita tadi. Lalu Kita dapat meminta penilaian yang seobyektif mungkin dari mereka. Itu pun jangan cukup satu atau dua orang. Cobalah minta penilaian pada minimal lima orang.
Kedua, bila kemudian barang itu sudah mendapat penilaian barulah Kita ambil kesimpulan awal sebagai langkah kedua. Bila kesimpulan dari penilaian tadi hasilnya lebih banyak yang puas barulah Kita bisa melanjutkan untuk produksi untuk ditawarkan atau dijual. Namun sebaliknya, bila hasilnya masih lebih banyak yang kecewa, maka lebih baik Kita lakukan perbaikan terlebih dahulu terhadap barang yang Kita produksi. Perbaikan ini bisa berdasarkan aspek dimana mereka yang mencoba dan kecewa.
Ketiga, jangan mengurangi nilai biaya produksi bila mempengaruhi kuwalitas barang atau jasa Kita. Sobat hanya bisa mengikis biaya yang tidak berpengaruh terhadap kuwalitas bila ingin mendapatkan harga yang lebih ekonomis dengan cara efisiensi proses yang bertele-tele. Untuk efisiensi bahan baku Sobat hanya bisa mencari vendor penyedia yang menjual secara grosir atau dengan belanja dengan nilai yang lebih banyak, sehingga dapat menekan biaya perolehan barang yang Kita jual.
Keempat, saat menentukan harga jual, Kita bisa melihat harga kompetitor langsung. Untuk saat ini Saya rasa harga sudah sangat terbuka baik online maupun offline. Sehingga Kita bisa melakukan spionase kompetitor dengan mudah. Bila sudah menyimpulkan berapa harga kompetitor maka Kita bisa menentukan berapa harga yang sebaiknya Kita tawarkan. Nah di langkah ini, saran Saya jangan terlalu banyak mengambil keuntungan terlebih dahulu. Namanya produk pemula, Kita tidak bisa langsung menyamakan dengan mereka yang sudah memiliki produk dan dikenal oleh banyak khalayak. Tipisnya margin Kita, anggaplah itu sebagai biaya promosi. Saya sering mengatakan pada teman-teman, namanya bisnis saat awal itu harus kuat berpuasa. Alias mengambil margin yang tipis karena masa pengenalan.
Kelima, sampaikan produk Kita pada konsumen sesuai kenyataannya. Bila bahan bakunya menggunakan bahan A misalnya ya sampaikan bahwa itu menggunakan bahan A. Bila Kita tawarkan secara online, buat foto sewajarnya. Tidak perlu dipercantik dengan efek-efek kamera. Bila menggunakan properti tambahan tidak masalah. Artinya bila dilakukan editing, ya editlah sewajarnya. Tidak perlu berlebihan. Begitu juga dengan bahasa yang Kita gunakan. Tidak perlu menggunakan bahasa yang bombastis dan berlebihan namun di luar kenyataan.
Itu Saya rasa yang bisa Kita lakukan agar pelanggan tidak kecewa. Sebenarnya banyak cara lainnya, namun yang jelas, menyampaikan hal sewajarnya akan meningkatkan kepuasan pelanggan. Apalagi kalau memang barang Kita betul-betul berkuwalitas. Pasti akan jadi referensi utama konsumen. Ingat, satu kali pelanggan kecewa, mereka akan susah untuk kembali membeli barang Kita.
Sederhananya, konsumen itu butuh bukti bukan janji manis, postingan manis, apalagi hanya kalimat-kalimat manis tanpa bukti. Bahasa teman Saya bila demikian itu hanya cingkimin alias “cangkeman”. Bahasa Indonesianya “omong doang”.
Yuk Kita BUKTIKAN! bukan hanya janji-janji saja!
Semoga sukses dan bermanfaat….
Baca juga artikel lainnya : Langkah Memperkenalkan Bisnis Mudah & Efektif