Sedikit berbagi pengalaman Saya dalam penjualan alias menjadi sales selama ini, Saya rasa bisa jadi bahan renungan untuk Sobat semua. Beberapa waktu lalu, Saya mengunjungi langsung sebagian konsumen-konsumen lama yang tidak ada transaksi. Beberapa bulan terakhir memang bukan Saya langsung yang mengantar barang sehingga sedikit terputus hubungan Saya dengan mereka. Ditambah lagi yang komunikasi dengan mereka menggunakan chat juga bukan Saya, sehingga Saya kangen pada mereka yang pernah Saya kunjungi.
Dari hasil kunjungan Saya secara langsung dan bertatap muka dengan mereka ada beberapa hal yang bisa Saya bagikan pada Sobat semua di sini. Harapannya ini juga menjadi inspirasi untuk menjaga mental bisnis Sobat semua agar tetap enjoy. Singkatnya, pada kunjungan Saya yang sebelumnya kebanyakan rekan-rekan pedagang menyampaikan bahwa yang laku di daerahya produk A dengan bahan A dan harga yang miring dapat bersaing. Nah pada kunjungan Saya yang terakhir beberapa hari lalu, setelah Saya upayakan seperti yang mereka sebutkan dan Saya bawakan barang seperti apa yang mereka sampaikan. Kebanyakan mereka menyebutkan bahwa sekarang konsumen sudah berganti bahan dan model. Endingnya barang yang Saya bawa setelah mengupayakannya sedemikian rupa, mereka juga tidak mengambilnya. Utuh lah barang dagangan yang Saya bawa.
Nah dari contoh ini, mungkin ada Sobat yang juga pernah mengalaminya. Di sini lah Saya terus mencoba memahami bahwa berdagang membutuhkan seni. Dengan memahami seni berdagang ini hati dan pikiran Kita bisa enjoy. Lalu yang akan menambah Kita enjoy bila Kita lebih paham lagi sikap yang perlu Kita miliki sebagai pedagang terlebih saat konsumen tidak seperti yang Kita harapkan. Sikap apa Saja kah itu? Berikut ini berdasarkan pengalaman Saya ya. Saya paparkan satu persatu.
Pertama; tetap sopan dan senyum. Iya, apapun sikap konsumen terhadap Kita yang berjualan, harus Kita hadapi dengan sopan dan penuh senyuman. Bisa jadi kondisi Kita sedang capek-capeknya tetap harus tersenyum dan penuh kesopanan. Menurunkan emosi di posisi dasar dan datar Saya rasa akan lebih dapat menjaga keutuhan komunikasi Kita dengan mereka para konsumen. Nah bila Kita sangat dongkol dan ingin mengumpat misalnya, jangan ungkapkan itu di hadapan mereka secara langsung. Ambillah waktu mengeluarkan kedongkolan Kita saat posisi sudah menjauh alias sudah selesai komunikasi dengan mereka. Bila sudah demikian cukup jarak dan tidak terlihat, keluarkan saja kedongkolan itu dengan berbagai ekspresi. Karena kalau Kita pendam, biasanya akan berlarut dan dapat terbawa saat kunjungan Kita berikutnya. Kalau demikian malah membahayakan hubungan Kita dengan mereka yang berujung pada penjualan.
Kedua; memaafkan dan berterima kasih. Nah ini memang tidak ringan. Saat kondisi terkadang kurang nyaman karena berbagai situasi harus memaafkan dan berterima kasih biasanya sangat berat. Ya begitulah berdagang. Dengan bertemu berbagai macam bentuk, rupa, sikap, kepribadian, dan lainnya dari konsumen yang sangat beragam Kita sebagai pedagang harus tetap mampu memaafkan sikap negatif yang muncul dari konsumen. Setelah Kita maafkan sikap maupun tindakan negatif, Kita masih harus dapat mengucapkan tetima kasih. Ini juga penting. Toh mereka sudah merelakan waktu dan tenaga untuk menemui Kita. Ya paling tidak untuk calon konsumen yang menolak, mereka sudah pernah melihat Kita. Iya kan?
Ketiga; sabar meneruskan komunikasi atau tinggalkan mereka saat itu. Artinya, bila kondisi calon maupun konsumen Kita masih memungkinkan Kita ajak berkomunikasi dengan kesabaran, Kita dapat tetap melanjutkan dengan mendeskripsikan dagangan Kita. Namun bila kondisi sangat tidak memungkinkan, lebih baik Kita segera berpamitan. Karena bisa jadi mereka sedang mau ada acara, ada kebutuhan lain, dan seterusnya. Saya rasa juga bukan sikap yang tepat bila Kita harus memaksakan calon maupun konsumen untuk mendengarkan deskripsi Kita saat mereka merasa kurang enjoy. Nah sebagai gantinya, Kita bisa ambil sikap selanjutnya di bawah ini.
Keempat, tetap semangat dan ceria mencari calon konsumen baru. Mungkin Kita capek keliling, posting, dan seterusnya. Namun jangan pernah berputus asa. Jaga terus semangat untuk mencoba mencari calon konsumen lain. Seandainya hasilnya belum seperti yang Kita harapkan, yakinlah pasti ada masa di mana Kita akan mendapatkan sesuatu di luar yang Kita pikirkan. Penolakan calon konsumen sebenarnya bukan sesuatu yang menyakitkan. Rumus sederhana jualan “bila Kita menawarkan pada 10 calon konsumen ada 1 yang membeli merupakan keberhasilan”. Ini penting untuk menjaga semangat bisnis Kita. Tidak semua calon konsumen tidak mau membeli barang atau produk Kita. Pasti ada yang mau asalkan Kita tidak berputus asa dalam menawarkannya.
Ya itulah yang Saya rasa sikap Kita seharusnya dalam berbisnis. Dengan memahami ini, siapa tahu meringankan beban mental Kita dalam berbisnis, berdagang, maupun berjualan. Jangan lupa tetap mensyukuri apapun kondisi yang Kita hadapi dalam berbisnis. OK. Keep smail and stugle ya Sobat!
Baca juga artikel lainnya: 5 Bisnis Kuliner Modal Ratusan Ribu