Sedikit cerita, pada tahun 2007, satu tahun pasca gempa Jogja 2006, dengan bekal ilmu seadanya dan bersama teman-teman, Saya mencoba membangun sebuah perusahaan di wilayah Jogja. Saat itu dengan bekal seadanya hanya dihadapkan pada pilihan sekedar mengekor seperti bisnis yang serupa dan sudah ada sebelumnya. Dengan berjalannya waktu, melihat persaingan yang ada terus berupaya berinovasi. Walaupun dengan modal seadanya.
Singkat cerita, setelah berjalan beberapa tahun kemudian dan berdasarkan hasil kunjungan ke beberapa bisnis serupa di tempat lain, Saya sebagai manager di lapangan memutuskan untuk mencoba memulai dengan trend baru. Sebenarnya hal baru ini bukan trend, hanya sekedar agar bisnis yang Saya pimpin terlihat sedikit berbeda dengan yang sejenis. Saat itu, bisnis sejenis rata-rata berseragam kemeja, celana non jin, dan sepatu pantofel. Saya kemudian memutuskan untuk sedikit berbeda dengan berseragam kaos, celana semi jeans, dan sepatu cat.
Saya teringat hal ini gegara di hari ini melihat secara langsung hal yang sama. Sebenarnya sudah Saya ketahui cukup lama, namun karena melihat langsung hari ini jadi teringat kembali. Sobat Ayo! Bisnis yang pernah naik moda udara Super Air Jet mungkin sudah tahu. Moda udara yang dapat dibilang baru muncul ini dapat dikatakan membuat trend setter yang berbeda. Apanya yang beda? Sebenarnya tidak banyak, hanya di seragam kru saja. Sebagaimana yang Kita ketahui, biasanya kru penerbangan umum alias pramugari menggunakan seragam yang feminim. Namun beda dengan maskapai ini. Mereka memilih menggunakan pakaian PDL (pakaian dinas lapangan) seperti yang biasanya digunakan oleh kru pom, militer, ataupun biasanya satuan pengaman. Tapi ya tetap dengan model yang berbeda. Jelas tetap estetik dan kekinian. Kalau mau tahu, coba cari saja langsung gambarnya dengan menuliskan maskapai yang Saya sebutkan tadi.
Dari pengalaman ini berikut yang dapat Saya share buat Sobat Ayo! Bisnis beberapa keuntungan dan kekurangan dari membangun trend setter dalam bisnis. Semoga dapat dijadikan inspirasi dan pertimbangan ya…
Dari sisi keuntungannya Saya rasa ada beberapa sebagai berikut;
Pertama, bisnis akan mudah dikenal oleh konsumen. Namanya juga membuat hal berbeda dari yang pada umumnya pasti akan mudah diingat oleh yang telah melihat. Sebagai contoh ya maskapai yang Saya sebut tadi, karena biasanya pramugari menggunakan pakaian yang feminim namun maskapai ini memilih menggunakan seragam PDL jadi akan mudah diingat. Belum lagi dengan sentuhan warna yang khas jadi makin mudah diingat. Nah kalau bisnis Kita mudah diingat konsumen, pasti akan mudah melekat dipikiran mereka. Kalau bisnis sudah selalu diingat oleh konsumen, maka paling tidak akan dijadikan referensi saat mereka membutuhkan di kemudian hari.
Kedua, menjadi perhatian calon konsumen. Menjadi perhatian ini sebenarnya ada dua sisi. Ada sisi positif dan ada sisi negatif. Maka bila menginginkan hal ini, Sobat harus mengupayakan yang positif dan jangan sampai yang negatif. Bila bisnis Kita dapat menarik perhatian calon konsumen dari sisi positif, maka bisnis Kita cenderung akan dipilih oleh calon konsumen. Dengan dipilihnya bisnis Kita, maka langkah trend yang Kita buat auto menjadi alat pemasaran secara tidak langsung.
Ketiga, direkomendasikan oleh konsumen lama. Dengan membangun trend baru dan positif pada bisnis Kita maka secara tidak langsung Kita telah meletakkan pondasi dasar di benak konsumen. Nah bila konsumen puas apa lagi Kita mampu membuat mereka takjub maka konsumen akan bisa dipastikan akan merekomendasikan kepada orang lain. Bila bisnis Kita sudah mampu demikian, maka kerja tim pemasaran Kita akan lebih ringan. Penyebaran rekomendasi dari konsumen ke calon konsumen dalam bisnis akan sangat berpengaruh besar terhadap bisnis Kita. Hal ini biasanya tidak ringan dalam bisnis, maka bila trend yang Kita buat mampu membentuk opini positif dan berbeda jelas akan menjadi tool marketing yang luar biasa.
Nah Saya rasa itu kelebihan bila Kita membangun trend setter dalam bisnis. Selain kelebihan tersebut, ternyata membangun trend setter juga ada beberapa kekurangannya. Lalu apa itu? Berikut ini berdasarkan pengalaman Saya.
Pertama, ditiru oleh bisnis serupa di masa yang akan datang. Ya namanya juga bisnis. Bila Kita membuat hal baru, menarik, dan apa lagi mudah ditiru, maka dapat dipastikan akan ditiru oleh kompetitor bisnis Kita. Iya kalau yang meniru bisnis yang berbeda. Kalau bisnis serupa, maka pengaruhnya akan sangat terasa pada bisnis Kita. Terlebih bila kompetitor Kita mampu membuat yang lebih sempurna dari yang Kita lakukan.
Kedua, bila bisnis Kita termasuk bisnis UMKM, maka Kita tidak dapat menuntut kompetitor yang meniru trend bisnis Kita. Kenapa demikian? Sebenarnya penuntutan kompetitor bisnis yang melakukan plagiat atau peniruan dapat dilakukan oleh siapapun. Tapi jangan salah, bila trend yang Kita buat tidak dipatenkan maka dapat dipastikan Kita tidak dapat menuntut mereka baik langsung maupun di pengadilan. Belum lagi masalah biaya. Pengurusan paten atas trend itu berbiaya dan cukup rumit. Sama halnya biaya penuntutan di pengadilan. Jadi bila bisnis Kita masuk kategori bisnis kecil alias UMKM jelas sangat terbatas modal sehingga tidak mampu melakukan penuntutan. Bisa-bisa gagal tuntutan malah bisnis Kita makin merugi.
Ok Sobat. Saya rasa itu hal-hal yang perlu Kita jadikan pertimbangan saat mau membangun trend dalam bisnis. Saya share kelemahannya juga di sini bukan berarti Saya ingin menghambat bisnis Sobat semua, namun hanya memberi sedikit pertimbangan saja. Membangun trend baru dalam bisnis itu jelas keren dan harus. Namun juga membutuhkan biaya, tenaga, dan pikiran yang tidak ringan.
Bila Sobat sudah mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya mari bila siap membangun trend baru. Bila belum, maka juga tidak masalah hanya mengekor saja dari bisnis yang sudah ada.
Selamat mencoba Sobat…
Salam sukses selalu
Ditulis di udara perairan laut Jawa 03-10-2023
Baca juga artikel lainnya : Bisnis Minuman Modal Minimalis (BM3)