Tak di nyana-nyana, siapa sangka bahwa Waroeng Steak & Shake bermula dari sebuah teras rumah kontrakan pasangan suami istri Jody Brotoseno dan Siti Hariyani di Jalan Cenderawasih, Demangan, Yogyakarta. Bisnis ini didirikan pada 4 September tahun 2000. Dengan menjual sepeda motor yang ia miliki, yang kemudian motornya laku dengan harga 8,5 jt, digunakan untuk membuka usaha waroeng steak & shake, jadi untuk modalnya hanya itu saja. Benar-benar, usaha ini dirintis dari nol, sangat menginspirasi siapa saja orang yang mengetahuinya.
Kisah Perjuangan Waroeng Steak & Shake
Saat memulainya, ia memiliki dua orang karyawan dan saat itu Owner dari Waroeng Steak ini juga turut serta andil didalamnya, mulai dari mempersiapkan bahan, memasak hingga mengantar pesanan. Ketika itu, pengusaha ini bukanlah chef dan tidak juga memiliki keahlian memasak, namun karena tekad yang kuat jadi pengusaha, ia memaksa dirinya harus bisa.
Pada akhirnya bisnis makanan ini jalan, ia dan istrinya, keduanya tak memiliki keahlian di bidang restoran, namun karena semangat dan keinginan buat usaha, akhirnya sekali lagi memaksa mereka untuk serba bisa. Jalan dengan dua karyawan dan modal sepeda motor, pelan-pelan mereka rintis dan jaga agar terus bertumbuh hingga saat ini.
Jody Brotoseno ini mengibaratkan bisnis seperti menanam tanaman. Pengusaha ini mengatakan: ” Jika kita mau metik buah dari tanaman, kita harus nanam dari biji, kita rawat, kita pupuk, tunas, dan akhirnya tumbuh dan keluar buahnya.” dalam channel Youtube Waroeng Steak.
Visi Waroeng Steak adalah menjadi super brand kuliner yang mendunia, halal dan toyyib. Jadi nggak cuma halal, kita juga harus thoyyib. Thoyyib adalah makanan yang diolah dengan baik, sehingga makanan sampai pada pelanggan, itu makanan bersih dan sehat, jadi menjadikan pelanggan sehat dan kuat.
Melalui channel Youtube Waroeng Steak, Pemilik usaha makanan ini mengatakan bahwa konsep nya adalah spiritual company, dimana karyawan ditata agar menjadi lebih baik dalam hal spiritual. Kemudian, mereka akan menjadikannya waroeng steak ini mendunia, jadi bukan hanya di Indonesia.
Strategi Pemasaran Saat Merintis
Ketika awal merintis bisnis ini,Owner dari Waroeng Steak & Shake ini juga seperti pengusaha lain, mencoba berbagai strategi marketing untuk mempertahankan nya. Kala itu mereka tidak memiliki dana untuk memasang iklan di koran, namun bukan pengusaha jika kehabisan ide. Akhirnya ia mencetak brosur dan membagikan nya pada orang-orang yang berlalu lalang.
Saat itu omsetnya hanya Rp 20ribu hingga Rp 30ribu per hari. Kemudian, istrinya yang kebetulan jurrusan komunikasi massa, setiap hari mengirimkan rilis ke media tentang usahanya, ia berharap ada wartawan yang datang dan meliput bisnis nya. Pada bulan ke -7, ada wartawan media lokal yang berkunjung dan meliput Waroeng Steak & Shake, mulai dari situlah bisnis ini berkembang hingga membuka cabang.
Perkembangan Bisnis Waroeng Steak & Shake
Pemilik Waroeng Steak & Shake ini sudah menjalankan bisnis nya selama 23 tahun, dan sudah memiliki 107 cabang dan 1500-an karyawan. Padahal, saat merintis usaha ini, ia hanya memiliki dua karyawan, yang pada akhirnya berkembang menjadi 5 karyawan, dan seterusnya semakin banyak hingga saat ini. Dengan penuh amanah, ia menjalankan bisnis Waroeng Steak ini bersama dengan istrinya.
Hambatan atau Kendala
Walaupun sudah sebesar ini, ternyata Waroeng Steak & Shake pernah mengalami kemacetan pada saat pandemi. Bahkan, Pemilik Waroeng Steak ini sampai merumahkan seluruh karyawan nya agar bisa bertahan dalam kondisi yang sulit kala itu. Walaupun begitu, akhirnya pada bulan ke 3, bisnis ini kembali buka kembali, berkat kekuatan doa. Hal ini sangat ia syukuri, mengingat saat pandemi terjadi, banyak sekali usaha yang memilih gulung tikar.
Spiritual Company
Kesuksesan Waroeng Steak & Shake ini tak lepas dari kekuatan doa dan kerja keras dari seluruh karyawannya. Bahkan, di Waroeng Steak & Shake ini mewajibkan semua karyawannya untuk beribadah sebelum bekerja. Saat ini, bisnis ini sukses melakukan penerapan spiritual company. Hal ini patut kita acungi jempol dan kita jadikan sebagi contoh untuk diterapkan dalam bisnis kita.
Spiritual Company yang diterapkan dimulai pada pagi hari berupa mengaji, sholat, hingga hafalan Al-Quran. Bahkan, Owner Waroeng Steak ini memberikan tiket umroh bagi karyawan nya yang berhasil menghafal Al-Quran. Metode ini tak hanya berimbas pada bisnis saja, namun juga membentuk kepribadian karyawan yang lebih baik dan pandai bersyukur.
Jadi, apakah kalian akan mengikuti jejak kesuksesan dari pasangan suami istri Jody Brotoseno dan Siti Hariyani?? Mereka berdua luar biasa perjuangan nya, strategi yang diterapkan pun beda dari yang lain, apalagi the Power of Spiritual Company yang diterapkan, keren banget sih.
Baca juga artikel menarik lainnya : Meraih Kesuksesan, Ditengah Meningkatnya Persaingan