Siapa sangka, Bapak Ulin Nuha, yang berasal dari Sewon Bantul ini bisa sukses berkat usaha camilan. Jangan salah, bisnis camilan ini bukan sembarang camilan, namun “Opak Gambir”. Apakah itu?? Opak Gambir adalah salah satu makanan khas Blitar, namun banyak ditemukan di berbagai tempat. Kalau di Jogja atau Magelang, sebutan makanan ini semprong atau sempe. Ciri khas dari makanan ini adalah memiliki rasa yang manis, renyah, dan ada sedikit gurih-gurihnya, kalau menurut mimin. Kemudian, kalau untuk Ima itu nama dari anak pertama Bapak Ulin, doa supaya bisnisnya bisa cantik seperti anaknya.
Awal mula bisnis ini dirintis saat pandemi covid, sekitaran tahun 2022 mulai rilis dengan produk utamanya berupa Opak Gambir. Dulunya produksi sendiri, setelah jalan 3 bulan lebih, ketika di evaluasi ternyata kurang menguntungkan jika dibuat sendiri dibandingkan dengan ambil dari tempat lain. Akhirnya, ia memutuskan bekerjasama dengan salah satu produsen di Blitar. Jadi, untuk proses pemasarannya dikemas ulang, kemudian untuk izin PIRT dan Halal sudah jadi dari sini. Selanjutnya, setelah jalan 1-2 tahun, akhirnya mendapatkan support dari KUA Sewon, program dari kemenag tahun 2022.
Tahun ini sudah jalan tahun ke tiga pendampingan, karena usaha harus berkembang tidak boleh hanya satu produk saja, akhirnya memutuskan untuk membuat produk berupa pisang aroma. Karena ada beberapa masukan dari teman-teman, ini produk cocok banget buat camilan. Produk ini masih terbilang baru, karena baru jalan satu bulan. Walaupun terbilang baru, namun produk ini telah masuk di beberapa sekolah di Jogja.
Penjualan
Jumlah penjualan selama satu bulan masih sangat fluktuatif, rata-rata 250 pack per bulan, satu pack nya dibenderol dengan harga RP 15.000. Selama ini sudah supply 30 toko, sekitar Jogja dan Sleman. Juga melayani secara online dan dikirim melalui jasa ekspedisi, dan paling jauh bisa sampai Cilacap. Suatu waktu bisa mengirim hingga satu kardus besar Opak Gambir. Untuk penjualan produk ini, Bapak Ulin meraup keuntungan kotor sebesar Rp 150.000, belum termasuk yang dititipkan.
Produk Lain
Pisang aroma ini diproduksi sendiri, dan sumber idenya dari istrinya, karena memang suka kuliner dan suka masak. Selain terinspirasi dari istrinya, bahan baku nya juga mudah didapatkan dan tidak memakan waktu proses pembuatannya.
Pengembangan
Rencananya pengen buka booth, namun karena berbagai alasan, saat ini belum berani. Kami ingin bekerjasama dengan instansi atau lembaga, dulu kami pernah mengikuti event dari kemenag dan disana laris, namun event semacam ini tidak setiap hari. Selain itu, keinginan lainnya adalah berjualan di Stadion Sultan Agung Bantul dan saat ini Bapak Ulin sedang merancang untuk booth-nya. Tak hanya itu, ia juga memiliki rencana bisa masuk ke swalayan, harapan kedepan nya kemasan ini bisa lebih dipercantik lagi, karena kalau mau masuk Alfamart standar kita belum sampai di sana. Jadi, untuk pengembangan kedepannya lebih kepada perluasan pemasaran dan inovasi produk.
Support dari KUA
Dukungan dari KUA Sewon dalam bentuk modal usaha sebesar Rp10 juta, dari kemenag pusat, bekerjasama dengan kemenag DIY, dan lainnya. Tak hanya itu aja, juga ada pembinaan setiap sebulan sekali dari KUA.
Dari kisah Bapak Ulin ini, kita bisa belajar akan pentingnya memanfaatkan peluang, sekalipun ditengah himpitan, disitu tetap ada peluang, walaupun sekecil semut, tetapi bisa menghasilkan keuntungan sebesar gajah, jika kita mau berusaha dan konsisten. Kuncinya Jangan Menyerah dan Pasrah, Semua Ada Usahanya!!
Baca Artikel Lainnya : Sate Taichan Hitz, Jangkauan Pasar Super Luas