Semua usaha butuh modal, entah bentuknya materi maupun motivasi, namun ada beberapa jenis usaha yang nggak bakalan jalan dengan maksimal kalau tak ada suntikan dana. Apalagi, ditengah gempuran persaingan yang kian ketat seperti sekarang ini. Oleh karena nya, perlu yang namanya pembiayaan alias pinjaman. Nah, BPR Syariah BDW ini bisa menjadi solusi dari kebutuhanmu itu. Supaya makin yakin untuk memilih pembiayaan penuh berkah dengan BPR Syariah satu ini, secara special Ayo Bisnis kali ini berbincang dnegan Direktur Bisnis BPR Syariah, yang Bernama Bapak Rahmat dan Staff Literasi Bernama Ervina.
Sekilas Info Sejarah BPR Syariah BDW
BPR ini didirikan atas inisiasi oleh majelis ekonomi pengurus wilayah muhammadiyah pada 1992, kemudian teraplikasi pada tahun 1994, tepatnya 2 februari 1994 dengan modal penyertaan pertama kali 500 juta, dengan nama PT. Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Bangun Drajat Warga.
Perbedaan BPR Syariah dan Bank UMUM
Jika bank umum lingkupnya nasional, kemudian dari sisi permodalan, minimal yang harus disertakan, yaitu 1 triliun. Sedangkan untuk pendirian satu BPRS cukup 6 milyar bisa mendirikan satu BPRS. Tapi menurut peraturan OJK terbaru, saat ini untuk membuka satu BPRS baru, minimal modal yang harus disetorkan 75 milyar. Kemudian, bank ini hanya memiliki 2 produk simpanan, yaitu tabungan dan deposito. Sedangkan di bank umum, dia punya giro sebagai jasa lalu lintas keuangan. Itu perbedaan yang cukup signifikan antara bank umum dan bank bpr. Dan disisi yang lain BPRS ini lingkupnya lengkap, tidak menasional.
Perbedaan Nasabah
Kemudian, untuk segmentasinya kembali lagi pada kebutuhan masing-masing individu. Kalau dia memang mau yang syariah atau sesuai hukum agama yang diterapkan islam tidak mau yang riba, maka BPRS BDW ini adalah pilihan yang tepat.
Timbal Balik Masyarakat
Semuanya tergantung pada kebutuhan, karena bedanya kami dengan bank umum adalah mereka punya atm jika mau cepat, serta mobile banking. Kalau BPR sendiri, saat ini belum ada, jika menabung harus ke kantor, penarikan juga bisa sistem pick up, sesuai kebutuhan.
Apakah lebih spesifik atau cocok untuk UMKM?
Jadi memang hakikat bank perekonomian syariah ini untuk menjangkau semua lapisan masyarakat dalam kategori mikro-kecil.
Saat ini di BPRS BDW ini dibagi dalam 3 klasifikasi, mikro-kecil-menengah. Untuk mikro sendiri, plafon pembiayaan mulai dari 10-100 juta. Itu di kategorikan sebagai usaha mikro, karena memang perputaran omsetnya masih dibawah 500juta. Tapi kemudian, kalau perputaran omsetnya 1 milyar, di kategorikan sebagai usaha kecil, itu plafon yang bisa di berikan kepada pengusaha-pengusaha kecil ini 100-500juta. Kemudian, jika ia sudah punya aspek cukup mapan dan bagus,itu di kategorikan sebagai menengah, akan dimasukkan dalam kelompok koroprasi, baik itu dalam bentuk PT, CV, dan lain-lain. Itu biasanya pembiayaan nya cukup besar.
Program khusus UMKM
Jadi, kalau di perbankan, ada laporan dalam satu semester yang wajib melakukan literasi dan edukasi. Nah, slaah satu literasi tersebut dilakukan pada UMKM dan sekolah-sekolah. Waktu itu pernah diundang salah satu radio, itu kita singgung bahwa kita sebagai mitra untuk UMKM. Ini juga rencana untuk tahun depan, nanti lebih ke sarasehan, komunikasi dua arah, ada narasumber dan sesi tanya jawab.
Divisi khusus untuk UMKM
Dalam alur dan struktur dalam BPRS BDW, terdapat klasifikasi bisnis, yang kemudian dibagi lagi jadi dua, yaitu funding dan landing. Landing mencari nasabah-nasabah yang membutuhkan pembiayaan atau dana. Kalau funding ini lebih ke mengajak masyarakat untuk menitipkan dana nya di BDW. Kemudian, ada lagi remidial, ini khusus untuk nasabah-nasabah yang bermasalah, itu nanti ada pendekatan khusus agar bisa kembali normal.
Kita menyasar dan membidik usaha-usaha kecil-mikro yang baru, minimal sudah berjalan satu tahun, agar kita bisa mengerti track record perjalanan bisnis nya seperti apa. Jangan sampai baru berjalan, kita kasih modal, ternyata dia belum siap dengan modal yang kita berikan, akhirnya terjadi kemacetan terhadap modal yang kita berikan. Selain itu, kita juga punya pembiayaan-pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan calon nasabah. Kita punya namanya akad syirkah atau bagi hasil, Jadi berapa besar pendapatan, nanti kita akan bagi hasil sesuai kesepakatan.
Keluhan bagaimana perbankan syariah
Kalau dari segi literasi perbankan syariah lebih rendah, daripada literasi bank konvensional. kita perlu saling mengedukasi. Bahkan orang-orang awam, dan menolak untuk tahu. Jadi, kita harus mengedukasi agar masyarakat lebih memahami dan tahu.
Yuk buat kalian yang memiliki usaha dengan minimal usianya 1 tahun, kalian bisa mengajukan pembiayaan di BPR Syariah BDW. Mau pengembangan usaha, tapi dana belum ada?? Buruan Ke BPR Syariah BDW aja!!
Baca juga artikel lainnya : Keluar Dari Zona Nyaman, Berakhir Jadi Jutawan