Seorang teman sering menyemangati timnya dengan slogan “Kita perintis, bukan pewaris”. Memang sebagaimana saya ketahui, teman ini sering di posisi perintis. Baik untuk bisnisnya sendiri maupun bisnis bersama-sama tim dari sebuah institusi besar. Sehingga karena pengalamannya sering merintis, kerap ia teriakkan slogan tersebut pada anggota timnya.
Namun dari cerita asal usul keluarga, sebenarnya ia bisa menjadi pewaris bisnis. Lumayan besar sih harusnya walaupun saya pribadi belum tahu kenyataannya. Namun dari seringnya ngobrol ngalor-ngidul bersamanya, saya bisa menyimpulkan demikian. Entahlah, apa yang menyebabkannya memilih jalan sebagai perintis. Meskipun mempunyai peluang besar untuk menjadi pewaris.
Dari sini ada nilai yang saya rasa perlu untuk dishare kepada Sobat Ayo! Bisnis di sini. Kesimpulan saya sementara, saat menjalankan bisnis kita harus sadar diri benar-benar, apakah sebagai perintis atau sebagai pewaris. Lalu apa pentingnya? Berikut dari penalaran dan pengalaman saya merintis dan menjalankan bisnis hampir dua dasawarsa ini.
Pertama, menjaga semangat. Apabila kita dalam posisi seorang perintis sebuah bisnis, maka dengan kesadaran penuh akan posisi ini semangat bisa terjaga. Bagi seorang perintis harusnya tidak ada kata menyerah. Bahkan harus sampai pada titik penghabisan. Merintis bisnis itu jelas harus dari awal. Sehingga pondasinya dituntut harus kuat. Nah dalam memperkuat pondasi bisnis ini, semangat harus nomor satu. Oleh karenanya, dengan menyadari sebagai seorang perintis sebuah bisnis, maka semangat dapat terus dan harus selalu dijaga dengan baik.
Kalau kita termasuk kategori pewaris, maka paling tidak sejarah awal keberhasilan tidak boleh diturunkan sehingga harus tetap semangat demi menjaga hasil baik yang sudah ada sebelumnya. Meskipun bisa jadi hanya dengan meniru upaya yang pernah dilakukan sebelumnya.
Kedua, melahirkan kreatifitas. Dengan kesadaran diri apakah kita seorang perintis atau pewaris sebuah bisnis, daya kreatifitas seharusnya akan terus terjaga. Apalagi bagi seorang perintis. Kreatifitas menjadi sebuah keharusan dan keniscayaan. Begitu juga dengan pewaris. Bedanya, kalau kita seorang perintis, dalam melahirkan kreatifitas baru harus benar-benar berpikir secara mendalam.
Sedangkan bila kita adalah seorang pewaris, kreatifitas bisa digali dari karakter konsumen yang sudah ada dan dengan cara-cara yang pernah dilakukan oleh pimpinan sebelumnya. Namun demikian, kedua kategori pebisnis ini tetap membutuhkan kreatifitas untuk menjaga keberlangsungannya di masa yang akan datang.
Nah demikian yang bisa saya share untuk Sobat Ayo! Bisnis di sini. Sekali lagi, mari kita sadari posisi diri dalam bisnis yang kita arungi. Apakah kita termasuk seorang perintis atau seorang pewaris. Dengan sadar diri ini kita dapat menentukan bagaimana kita harus berjuang dalam menjalankannya. Semoga bermanfaat!
Baca juga artikel lainnya : Dulu Daun Jati, Sekarang?