Siapa sih yang nggak kenal dengan bakpia? Hampir semua orang mengenalnya kan? Banyak yang mengenal bakpia karena makanan ini merupakan salah satu oleh-oleh khas Kota Jogja yang paling dikenal dan banyak diminati. Nah, di Jogja ini ada berbagai macam merek bakpia yang rasanya enak dan varian rasa nya cukup banyak. Kali ini, Ayo Bisnis bakalan kasih kalian kisah inspiratif dari seorang “Pengusaha Bakpia” yang mengawali usahanya dengan keterpaksaan. Baru tahu kan? Ternyata usaha itu nggak cuma diawali dengan niat aja, tetapi juga bisa dari keterpurukan, keterpaksaan, hingga himpitan.
Nama bakpia ini cukup unik dibandingkan yang lainnya, yaitu “Bakpia Kota”. Usaha bakpia ini dirintis oleh Bu Hestu di Kota Jogja, tepatnya di Kampung Purbayan, Kotagede. Beliau menekuni usaha ini baru sebentar, mulai launching 23 Ferbruari 2023 dan belum genap satu tahun.
Story Dibalik Kesuksesan Bakpia Kota
Sebelum produksi bakpia, Bu Hestu awalnya memang dagang. Pernah jualan soto, juga pernah menggeluti usaha bubur ayam dan lontong di trotoar atau PKL bersama sang suami. Usaha ini jalan sekitar 9 tahun dan laris manis. Akan tetapi, semuanya berubah saat pandemi Corona di tahun 2019 yang sangat berdampak pada keadaan usahanya.
Saat usaha bubur ayamnya mulai mengalami penurunan drastis, Suaminya mengusulkan untuk mencari sambilan atau cari usaha yang lain. Akhirnya, setelah diskusi panjang, tercetuslah untuk jualan oleh-oleh. Sebelum memutuskan produksi bakpia, Bu Hestu sempat membuka jastiper, khususnya makanan. Tapi saat itu masih sambil menekuni usaha bubur ayam yang jalan melemah hingga akhirnya drop dan tutup.
Karena usaha bubur ayamnya terpaksa tutup, Bu Hestu bersama suami terpikir untuk membuat bakpia. Walaupun belum pernah membuatnya sama sekali dan belum ada pengalaman sebelumnya, akhirnya ia mencari cara membuatnya di youtube. Untuk mencoba kreasinya, Bu Hestu membagikannya kepada keluarga dan mendapat sambutan cukup baik. Namun demikian, pembuatan uji coba tersebut tak cukup hanya sekali saja itu saja. Nah saat menemukan rasa yang pas dan layak untuk dipasarkan, Bu Hestu membagikannya kepada warga satu RT.
Pemasaran Bakpia
Pembagian kreasi Bu Hestu pada warga satu RT secara gratis akhirnya membuahkan hasil. Tetangga dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya jadi banyak yang tahu. Hal ini membuatnya makin percaya diri untuk memulai usaha bakpia ini. Semakin hari, semakin banyak orang sekitar yang tahu. Mulai dari tetangga, teman, juga pelanggan yang dulu pernah titip beli melaluinya.
Dari sini, konsumen jastipernya yang dulu cuma nitip belanja oleh-oleh, kini jadi beli bakpianya sendiri. Karena belum setiap hari dapat orderan, akhirnya ia memutuskan untuk menitipkan bakpia kreasinya ke toko-toko. Karena pengalaman menjalankan jastiper, Ibu Hestu memiliki teman yang punya toko oleh-oleh cukup besar di Malioboro. Akhirnya ia mendapatkan dua toko yang memiliki pelanggan cukup banyak, walaupun hanya boleh titip dalam skala kecil, namun dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
Hingga saat ini, dalam seminggu di musim ramai, Bakpia Kota Bu Hestu bisa terjual hingga 30 kotak. Bahkan, pernah saat waktu ramai-ramainya, Bu Hestu sempat kaget, karena diluar ekspetasi. Pagi kirim titipan ke toko, sore hari toko yang dititipi sudah minta kiriman lagi.
Terakhir, tapi bukan akhir. Buat teman-teman yang sedang berkunjung ke Kota Jogja, jangan lupa untuk order Bakpia Kota, yang rasanya menggoda ini. Soal rasa dijamin enak dan juga nggak bikin enek, jadi recommended banget lah pokoknya. Buat harganya sangat terjangkau, tersedia kemasan dus dengan isi 15 yang harganya hanya Rp 30.000 saja. Kalau untuk kalian yang beli untuk oleh-oleh, tersedia juga kemasan besar menggunakan box take away. Di kemasan ini bisa muat hingga 10 kotak. Varian rasanya pun bisa pilih sesuai selera. Ada kacang hijau, coklat, keju, susu, dan ada mix 3 rasa juga.
Dari story di atas, buat para calon pengusaha, jangan takut gagal. Jika sedang mencoba berbisnis dan gagal, jangan langsung menyerah, tapi cobalah jalan yang lain. Seperti yang dilakukan oleh Ibu Hestu ini. Mencari peluang usaha yang ada di sekitar dan jeli dalam melihat setiap peluang yang ada. Terakhir, jangan malu untuk menawarkan dan tinggalkan gengsimu, karena gengsi tak bikin kenyang!!
Baca juga artikel lainnya : Sadar Diri, Perintis atau Pewaris?