Coba ingat! Saat dulu masih kecil kalau ditanya cita-cita jawaban kita apa. Mungkin ada sebagian kita yang menjawab jadi dokter, jadi tentara, jadi presiden, dan lainnya. Tapi kok kayaknya aneh ya, hampir tidak ada yang menjawab jadi petani, nelayan, peternak, dan sejenisnya.
Saya sendiri yang anak seorang petani tulen kayaknya menjawabnya juga tidak jadi petani. Bikin senyum-senyum sendiri aja kalau ingat masa kecil ya… Ya mungkin namanya juga anak-anak, hampir seluruh masa anak-anak memang lucu aja. Iya kan???
Buat pembaca yang mau memulai bisnis, coba kalau bercita-cita tentang bisnisnya secukupnya saja dulu. Tidak usah terlalu tinggi. Kalau terlalu tinggi kata teman saya entar ditabrak sama pesawat terbang. Tapi juga jangan terlalu rendah ya…! Lagi-lagi kata teman saya, kalau terlalu rendah entar menyambung tangganya butuh yang panjang untuk dapat yang lebih tinggi.
Lalu bagaimana kita menyusun cita-cita bisnis? Menurut pengalaman saya, ya yang sedang-sedang saja. Seperti judul di atas. Saat awal cukup setinggi langit-langit saja. Semua mengetahui kan bedanya langit dan langit-langit? Langit itu yang kelihatan biru di atas kita saat berada di alam terbuka. Sedangkan langit-langit ya bisa atap rumah bisa juga plafon ruangan, bisa juga dak lantai dua bangunan di mana kita berada.
Kenapa demikian? Karena, untuk memulai sebuah bisnis, kita sebenarnya hanya butuh tujuan. Sehingga memungkinkan bisa kita capai dalam waktu tertentu. Kalau sudah tercapai tinggal kita jauhkan lagi tujuannya sehingga butuh upaya kita lagi.
Kalau kita membuat tujuan bisnis terlalu jauh, saya kawatir kalau pembaca tidak dapat menggapainya, maka akan prustasi dan putus asa. Sehingga berhenti menjadi seorang pembisnis. Karna tidak semua orang mempunyai mental baja yang bisa bangkit saat kondisi lemah. Nah, jika kita bisa meletakkan cita-cita atau tujuan bisnis setinggi langit-langit kan masih bisa kita pandang. Apabila kita jatuh saya yakin kita masih kuat mencari tangga atau cara dengan alat seadanya untuk memanjatnya kembali.
Namun jangan terlalu rendah ya…! Misal hanya setinggi almari yang kita cukup menggapainya dengan menjinjjt atau – bahasa Jawanya – mancik kursi. Itu sama dengan kita orang malas karna tidak butuh upaya yang lebih maksimal. Akhirnya kita cepat merasa puas tanpa upaya dalam melakukan sesuatu.
Kesimpulan saya, bila menggantungkan cita-cita alias tujuan bisnis ya secukupnya. Tidak begitu mudah untuk kita capai sehingga kita bisa berupaya sekuat tenaga. Namun juga tidak terlalu jauh yang akhirnya bila kita tidak bisa menggapainya menjadikan kita putus asa alias prustasi.
Bahasa lagu tahun 90an nya yang sedang-sedang saja hahaha…. btw, siapa aja nih yang tau lagunya???? Kalau pembaca tau berarti usianya sudah mulai tua, alias di atas 40 tahun….
Tetap semangat ya dalam memulai bisnis….!!!
Baca juga artikel lainnya : Bisnis Modal “Cocot”