Akhir-akhir ini saya merasa perputaran ekonomi (bacanya bisnis) terus menurun. Banyak teman mengatakan ini yang dimaksud dengan resesi ekonomi. Ya bisa jadi benar, bisa jadi juga tidak. Apapun itu istilahnya, mau resesi, krisis, atau pun kritis, sebagai pengusaha mau tidak mau harus mampu putar otak agar minimal bisa tetap eksis. Iya kan?
Banting setir dalam bisnis sebenarnya boleh-boleh saja. Namun menurut saya harus dengan catatan bahwa itu jalan terakhir. Sepertinya lebih baik mempertahankan yang sudah ada dengan berbagai cara termasuk inovasi. Kalau itu juga gagal setelah melalui pertimbangan matang, baru saatnya memilih jalan banting setir. Bahasa keren bisnisnya pivot.
Nah, sebelum memutuskan pivot, buat sobat Ayo! Bisnis yang merasa bisnisnya sudah memasuki titik jenuh alias kritis, atau juga karena krisis, agar tetap bisnisnya eksis ada baiknya mencoba langkah berikut;
Satu, Rebranding. Jalan ini bisa sobat lakukan bila bisnis yang ada selama ini belum memiliki branding. Atau juga branding lama sudah kurang relevan lagi dengan emosi konsumen saat ini. Dengan rebranding kita dapat meminimalisir biaya. Hal ini bisa dilakukan dengan penggantian colour identity misalnya. Atau bisa juga dengan logo dan tagline baru. Kalau sebelumnya tidak menggunakan nama, logo, tagline maupun colour identity, bisa dengan melengkapi itu semua.
Dua, Reborn. Sebagaimana istilahnya, reborn berarti lahir kembali. Namanya juga lahir, berarti sifat-sifatnya menuntut agar ada pembaharuan seperti baru terlahir. Bisa berubah nama, bisa perubahan kemasan produk, atau bisa juga kebijakan baru yang lebih sesuai dengan karakter calon maupun konsumen dari bisnis kita. Ini memang sedikit lebih berat jika dibandingkan dengan rebranding. Namun ini tetap bisa kita lakukan bila ada cukup modal dan waktu.
Tiga, Reorientation. Dalam bahasa sederhananya, perubahan arah tujuan dari bisnis kita. Hal ini menuntut agar kita melakukan perbaikan dalam sisi management, standart pelayanan, maupun lainnya yang terkait dengan kebijakan-kebijakan perusahaan. Bila kebijakan management lama dirasa sudah tidak sesuai dengan yang masa kini, maka tuntutannya adalah perbaikan management. Baik tentang pengelolaan SDM, barang masuk, barang keluar, sistem distribusi ataupun lainnya. Begitu juga dengan kebijakan standart operating procedure alias SOP. Seperti jam pelayanan, teknis pelayanan dan seterusnya.
Empat, Reorganization. Langkah ini biasanya tidak memakan biaya tinggi. Hanya saja hal terberat biasanya terkait dengan SDM. Mungkin karena ada pergeseran posisi seorang SDM yang mengakibatkan perubahan job description dan lainnya akhirnya mengharuskan yang bersangkutan beradaptasi. Endingnya bisa terjadi protes dalam skala yang berlebihan atau yang paling puncak keluarnya SDM perusahaan. Namun demikian, langkah ini bukan berarti tidak baik, bila SDM yang keluar memang kurang kompeten, jelas akan jadi sangat berefek positif untuk perusahaan kita. Yang jadi masalah bila yang keluar ternyata SDM yang kompeten dan memang kita butuhkan. Oleh karena itu, dalam reorganizing ini memang membutuhkan kejelian kita sebagai pebisnis.
Dari keempat cara ini, Sobat Ayo! Bisnis bisa mencobanya salah satu saja. Atau kalau mau ekstrim, langsung keempat-empatnya dilakukan secara bertahap juga tidak jadi masalah. Yang terpenting sobat harus benar-benar memikirkan dengan matang. Baik dari sisi positif yang diharapkan maupun kemungkinnan sisi negatif yang akan terjadi.
Nah bila sudah benar-benar dipikirkan dengan matang, baru kita dapat memulai melalukannya. Setelah itu kita terapkan secara perlahan-lahan. Walaupun demikian, dalam memutuskan juga harus dalam tempo yang cepat. Ini penting, karena waktu akan terus berjalan dan tidak peduli, sudah seberapa lama Kita berpikir. Iya kan? Jadi mau tidak mau kita harus berpikir cepat, taktis, dan sistematis. OK.
Selamat mencoba! Semoga membuahkan hasil positif untuk bisnis sobat semua! Ingat, tidak ada satu pun usaha kita yang sia-sia! Yakinlah akan hal itu. Hanya persoalan waktu saja yang akan membuktikan. Semoga!
Baca juga artikel lainnya : Belajar Bisnis dari Harga Kopi di 2 Lokasi Berbeda