Ini tentang bisnis. Sobat Ayo Bisnis boleh setuju boleh tidak. Saya tidak membahas masalah kehidupan pribadi dalam keluarga maupun lainnya ya… Karena ini narasi tentang bisnis, maka Saya membahas ini dalam kaitannya dengan bisnis. Walaupun sebenarnya dapat diterapkan dalam kontek di luar bisnis.
Suatu hari Saya yang bukan berprofesi sebagai driver jasa antar jemput dan rental mobil mendapat job nyopiri klien tamu keluarga. Sebenarnya penawaran ini dari teman sekedar guyonan. Tapi kadung keceplosan ya apa boleh buat. Menjadi tantangan juga bagi Saya. Teman yang usahanya jasa transportasi ini hanya berpesan agar saat mengemudikan kendaraan dalam pengantaran dengan santai. Tanpa ngebut-ngebut. Dan Saya setujui itu. Bukan apa, teman ini sebenarnya sudah paham betul kalau Saya tipe sopir yang tidak bisa sabar dan santai. Jadi menitipkan pesan terlebih dahulu agar tidak mengecewakan klien.
Singkat cerita di hari yang telah disepakati terlaksana pengantaran klien. Tidak jauh rute yang diinginkan dalam hari itu. Saat sore hari dalam obrolan ringan, klien ini bercerita saat yang lalu pernah diantar oleh driver muda dan merasa kurang cocok. Dalam batin Saya berarti Saya sudah tua. Hanya tidak merasa saja kali ya… hahaha… Dari pernyataan klien tadi Saya melihat adanya kebahagiaan hari itu. Dan Saya pun merasa sangat bahagia karena bisa membahagiakan orang lain.
Dari sinilah Saya menyimpulkan sebenarnya bahagia itu sederhana asal Kita tahu bagaimana caranya agar bahagia. Cara yang paling simpel adalah dengan membahagiakan orang lain alias konsumen atau klien dalam bisnis.
Namun itu juga membutuhkan pemahaman yang serius untuk melakukannya. Berikut yang Saya rasa hal yang dapat Kita lakukan untuk bisa bahagia dengan membahagiakan orang lain;
Pertama, niatkan bisnis Kita sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan dengan cara membantu orang lain. Hidup itu kan tujuan utamanya mengabdi pada Tuhan. Walaupun – meminjam istilah Gus Dur – Tuhan tidak perlu dibela, namun tetap saja Kita sebagai makhluk Tuhan sudah menjadi keharusan untuk mengabdi kepada-Nya. Nah dalam pengabdian Kita pada Tuhan ini, jalan terbaik Kita adalah dengan membantu sesama. Menghormati sesama makhluk Tuhan juga. Tanpa merendahkan diri apalagi merendahkan makhluk lainnya. Urusan ini lah yang terbanyak menyita waktu Kita dalam hidup ini. Urusan pengabdian vertikal langsung dengan Tuhan tidak banyak memakan waktu kok. Iya kan? So lakukan pengabdian pada Tuhan dalam waktu hidup Kita dengan membantu sesama. Apapun bentuknya. Kalau dalam bisnis yang melayani klien maupun konsumen.
Kedua, minimalisir orientasi mendapatkan uang, karena sudah banyak bukti uang bukan jaminan kebahagiaan. Uang bukanlah segalanya, tapi dengan uang segalanya nyaris bisa didapatkan termasuk kebahagiaan. Namun uang bukanlah satu-satunya jaminan kebahagiaan. Jika Kita menjadikan uang sebagai orientasi aktifitas kehidupan, Saya yakin uang tidak didapat, pikiran pusing, tenaga habis terkuras, hati merana. Lalu bagaimana merubahnya? Tugas Kita yang utama melakukan sesuatu semaksimal mungkin dengan penuh perjuangan. Maka hasilnya apapun itu harus Kita anggap sebagai efek. Yang harus dinikmati agar bahagia adalah perjuangan itu sendiri. Ya kurang lebih begitu.
Ketiga, hilangkan rasa rendah diri apapun yang Kita tawarkan asal tidak melanggar hukum. Rumus sederhananya begini; Tidak akan hina bila Kita dicacimaki sama orang lain selama yang Kita lakukan benar, dan tidak akan mulia walaupun Kita dihormati sekian banyak orang. Ukuran mulia dan hinanya seseorang akan berlaku di hadapan Tuhan. Kalaupun itu di hadapan manusia, tidak ada jaminan demikian juga di hadapan Tuhan. So, kenapa Kita harus rendah diri selama yang Kita lakukan tidak melanggar aturan dan norma dasar kehidupan? Iya kan??
Keempat, memaafkan dan sabar dengan prilaku konsumen yang mungkin kurang sopan terhadap Kita. Memaafkan hinaan orang lain mungkin berat, namun itulah cara terbaik yang bisa Kita lakukan. Tidak ada baiknya sama sekali menyimpan rasa dendam. Karena dendam akan melahirkan rasa dengki dan iri yang kemudian mengikis kebaikan-kebaikan yang pernah Kita lakukan. Berbeda dengan memaafkan. Maaf merupakan energi positif. Pada akhirnya akan menjadikan Kita bersikap positif di masa yang akan datang. Bila sikap positif itu semakin banyak dalam diri Kita, maka hal-hal positif baru akan mendekati Kita.
Ya itu lah Saya rasa hal yang bisa Kita lakukan dalam berbisnis untuk mencapai kebahagiaan. Bila Kita dapat melakukannya dengan baik kebahagiaan akan dapat Kita raih. Toh bahagia itu tidak melulu karna banyaknya uang dan harta. Walaupun kenyataannya kalau tidak ada uang Kita ya tetap pusing juga. Iyakan??? hahahaha
Keep smail ya Sobat!….
Baca juga artikel lainnya : Sudut Pandang